MAKALAH PELAJARAN ASWAJA
PROFIL & SEJARAH MASJID TIBAN
BATURETNO
MAKALAH
MASJID
TIBAN
BATURETNO
|
Disusun oleh :
1.Lilis widiarto
2.Andi setiawan
3.Andi pujianto
Madrasah Aliyah Gani tirtoasri
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
|
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirohmanirohim.
Puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan,Inayah,taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana semoga makalah ini
dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam belajar materi aswaja .
Penyususunan
makalah ini tentang profil dan sejarah masjid tiban baturetno agar dalam
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar tetap mendasarkan konsep berbasis
kopetensi dasar dalam pembelajaran aswaja.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sanggat kurang. Oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
i I II
|
A.LETAK DAN UKURAN
MASJID TIBAN
|
Di Dusun : Wonokerso
Desa : Sendangrejo
Kecamatan :
Baturetno
Kabupaten : Wonogiri
Masjid berukuran 7,5 × 7,5 meter dan mirip bangunan
rumah panggung yang di anjang ( berada di atas kolong ) berbeda dengan umumnya
masjid di tanah jawa sekarang. Bentuknya menyerupai masjid agung demak. Selain
itu semua sambungan kayu menggunakan pasak kayu jati bukan paku besi.
Keistimewaan lain, ke empat ompak atau yoni yang
merupakan soko guru terbuat dari pokok kayu jati dan antara satu dengan lainnya
berbeda, baik bentuk maupun karakter batang kayu serta ukurannya.lebih unik
lagi, puncak kutbah berbentuk mahkota raja terbuat dari tanah yang belum
menampakan kerusakan, meski di makan usia dan didera panas maupun hujan.
Menurut penuturan pak warto, selaku takmir masjid
tiban wonokerso, masjid ini merupakan bukti sejarah usaha wali songo dalam
mencari kayu jati pilihan untuk membangun masjid agung demak. Saat itu wali
songo dengan di pimpin sunan kalijaga menelusuri
bengawan solo menuju hutun jati donoloyo. Sesampainya di suatu tepat yang
banyak di tumbuhi pohon jati wali songo memutuskan untuk menghentikan
pencarian. Di situ mereka membangun sebuah masjid sebagai tempat beribadah
sekaligus tempat bermalam.
1
|
B.LATAR BELAKANG MASJID
TIBAN
|
“Sirno Ilang Kertaning Bumi” candra sengkala tahun saka yang artinya 1400 masehi
tahun 1478 waktu itu kerajaan majapahit runtuh pada tahun 1400-1401 masehi majapahit
di perintah suhito. Masa pemerintahan suhito timbul perang saudara yang di
sebut, “perang parereg” para bangsawan majapahit banyak yang menyingkir ke jawa
tengah dan sekitarnya antara lain:
1.Bathara katong menjadi
Adi pati pertama di ponorogo.
2.Ki ageng Donoloyo tiba
di wonogiri dan membuat hutan yang bernama “hutan donoloyo” kelak kayu hutan
donoloyo untuk ramuan masjid demak dan keraton surakarta.
3.Lembu aminasi tiba di
desa mangir menurunkan ki ageng mangkir.
4.R lemubu peteng (
bondang kejawen ) tiba di desa tarub grobongan. Kemudian hari menurunkan :getas
pandhawa ki ageng sela ki ageng henis lawean ki ageng pemanahan p. Senopati dan
raja-raja mataram.
Bangsawan dari majapahit
yang maninggalkan keraton itu ada yang patuh terhadap kerajaan demak, namun
juga ada yang menentangnya.
Raja demak bersama wali
songo berupaya mendirikan masjid agung di demak. Para wali telah berupaya
mencari kayu jati yang besar dalam hutan sepanjang pegunungan kendeng belum
menemukan sabatang kayu jati yang layak untuk ramuan masjid agung demak .
2
|
C.BERDIRINYA MASJID
TIBAN WONOKERSO
|
Tahun 1401 saka atau 1479 masehi, sunan kalijaga
memimpin para wali songo menyelenggarakan musyawarah untuk mencari kayu jati
yang layak untuk ramuan masjid di demak. Sunan ampel, sunan kudus, sunan muria,
sunan gunung jati, sunan bonang dan lainnya sepakat mempercayakan kepada sunan
kalijaga dalam usaha mendapatkan kayu jati yang besar dan layak untuk masjid.
Sunan kalijaga hatinya menjadi sedih, karena sekian banyak hutan telah di
jelajahi belum menemukan kayu jati yang besar di hadapan para wali, sunan
kalijaga merenung sejenak, dan saat itu para wali yang lain terperanjat karena
melihat bayangan pohon jati yang besar dan tinggi.
Mereka
hampir serempak bertanya kepada sunan kalijaga tentang bayangan kayu jati yang
sangat besar dan tinggi sampai demak itu.
Bersikap tenang dan
bersikap wibawa, sunan kalijaga menjelaskan kepada sahabatnya, bahwa bayangan
kayu jati yang besar dan tinggi itu sebatang kayu jati yang ada di hutan
donoloyo termasuk wilayah wonogiri (waktu itu belum bernama wonogiri ).
Pemiliknya ki ageng donoloyo dan di katakan bahwa beliau dahulu seorang
bangsawan dari majapahit. Jati yang di tanamnya itu sengaja di sediakan untuk
para raja yang ingin atau mau menggunakan sebagai bahan bangunan di kraton.
Para wali menjadi lega, karena sudah mendapatkan petunjuk letaknya kayu jati .
3
|
tajam batinnya.
Dari demak
mereka menuju tanah prawoto terus menyusuri sungai bengawan solo ke arah hulu.
Mengingat pejalanan itu hanya menggunakan rakit. Beberapa hari baru tiba di
wilayah wonogiri sekarang ini. Di ceritakan tidak jauh dari desa
pulungrejo (sekarang sudah terbenam air
waduk gajah mungkur ) para wali turun dari rakit dan para wali berjalan menuju
ke arah timur, setelah sampai di sebuah bukit dan merupakan hutan jati yang
lebat , sunan kalijogo bersama para wali lainnya sepakat istirahat dan
mendirikan sebuah masjid untuk bersembahyang maupu sebagai tempat tinggal.
Di
perkirakan memerlukan waktu beberapa bulan. Masjid yang di bangun di tengah
hutan itu tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Kecuali para wali sendiri sekitar,
hutan itu belum ada desa, berdasarkan tahun saka masjid itu dibangun tahun 1401
dan kalau tahun masehi 1479. Namun juga ada catatan yang menyebutkan bahwa
masjid itu ( sekarang masjid tiban ) selesai di bangun tahun 1501 masehi.mana
yang benar perlu pengkajian dan penalaran.dengan masjid demak. Bila mana kita
memperlihatkan candra sengkalan memet ditembok masjid demak berupa gambar bulus
( penyu ), mempunyai arti bahwa masjid itu di buat pada tahun 1401 saka atau
1479 masehi. Candra sekalan memet berupa penyu itu artinya :
- Kepala penyu = 1
- Kaki penyu =
4
-
4
|
- Ekor penyu =
1
D.ORANG PERTAMA YANG
MENGENAL MASJID TIBAN
|
Orang pertama yang mengenal / menemukan masjid ( sekarang bernama masjid
tiban wonokerso ) ialah R.M. sahid atau pangeran samber nyowo, kemudian setelah
naik tahta sebagai raja di kerajaan mangkunegara yang pertama
bergelar,K.G.P.A.A. mangkunegoro I.
R.M.
sahid lahir 4 ruah, tahun jimakir, windu adi 1650 jawa atau 1725 masehi. Ibunya
R.A. wulan telah wafat ketika R.M. sahid masih bayi. Ayahnya pangeran
mangkunegoro di asingkan kesailan oleh belanda. Buliau di besarkan oleh
neneknya B.R.A kusumonarso, dan kakeknya mangkurat IV atau mangkurat jawi.
Pada hari rabu kliwon 3 robi”ul akhir, tahun jimakir 1666, windu
sengoro, dalam perhitungan tahun jawa. Masehi tahun 1741.R.M. sahid sudah
berusia 16 tahun. Waktu itu R.M. sahid membuat catatan candra sengkalan, Rasa
Retu Angoyang
6 6
Jagad = 1666 jawi.
5
|
Karena
beliau telah mendapat restu dari kakek dan nenek keluar dari keraton kartosuro,
mengadakan perlawanan tehadap kompeni belanda bersama P. Mangku bumi dan
panembahan notoprojo. (bagai mana hubunganya dengan hari jadi wogiri yang
dihitung pula dari tahun 1745 masehi”? ).
Daerah perlawanan pertama di sukowati ( sragen ) 1741 – 1746. Tahun 1746
daerah perlawanan P. Sambernyowo pindah ke nglaroh di sambut oleh ki ageng
matah atau kiyai kasan kuriman dari desa matah, ayah .A. patah hati. Pada waktu
P. Sambernyowo bersama prajuritnya di kejar prajurit belanda dan prajurit
kasunanan, beliau terpojok, dan kemudian bersembunyi di dalam semak – semak. Anehnya belanda
bersama prajurit sunan tidak dapat menemukan. Padahal jarak mereka berdiri dan
tempat persembunyiannya P. Sambernyowo hanya beberapa meter saja. Karena
prajurit sunan berpendapat, bahwa P. Sambernyowo tidak bersembunyi di bukit
itu. Tebukti banyak rumah laba – laba (kemlandingan / kemonggo ) masih utuh.
alasan itupun tidak dapat di terima oleh belanda.
6
|
Pada suatu hari P. Sambernyowo
datang di rumah ki ageng massto. Beliau menceritakan tentang masjid yang di
temukan. Untuk menjaga kelestarian masjid itu,P. Sambernyowo mengajak tiga orang dari majasto benama :
Anjali,Karnafi dan Tuhuwono. Oleh P. sambernyowo ketiga orang itu di perintah
membuka hutan di
sekitar masjid. Diperintahkan pula masjid itu di jaga baik – baik. Desa
yang di bangun kelak di beri nama, “WONOKERSO” kemudian masjid itu sampai
sekarang di kenal dengan sebutan , masjid wonokerso. Pada tahun 1996 di
perkirakan bahwa masjid wonokerso itu
sudah berumur 517 tahun.
Nara
sumber : pak warto (takmir masjid)
7
|
KATA PENUTUP
|
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi
yang menjadikan pokok bahasa dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya , karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman
dusi memberikan kritik dan saran kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
9
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I
A. UKURAN
DAN LETAK MASJID TIBAN..........................................................1
B. LATAR
BELAKANG MASJID TIBAN..............................................................2
C. BERDIRINYA
MASJID TIBAN WONOKERSO................................................3
D. ORANG
PERTAMA YANG MENGENAL MASJID TIBAN..............................5
E. GAMBAR
MASJID TIBAN...............................................................................8
F. KATA
PENUTUP..............................................................................................9
ii
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar