Sabtu, 06 Juli 2013

masjid tiban baturtno"MA GANI TIRTOASRI"



MAKALAH PELAJARAN ASWAJA
PROFIL & SEJARAH MASJID TIBAN BATURETNO

MAKALAH
MASJID TIBAN
BATURETNO
                                                                           






Disusun oleh   :
1.Lilis widiarto
2.Andi setiawan
3.Andi pujianto

Madrasah Aliyah Gani tirtoasri
TAHUN PELAJARAN 2012/2013



KATA PENGANTAR
 
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirohmanirohim.

Puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan,Inayah,taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam belajar materi aswaja .
          Penyususunan makalah ini tentang profil dan sejarah masjid tiban baturetno agar dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar tetap mendasarkan konsep berbasis kopetensi dasar dalam pembelajaran aswaja.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sanggat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb

    i                I     II
A.LETAK DAN UKURAN MASJID TIBAN
 


Di Dusun              : Wonokerso
Desa                     : Sendangrejo
Kecamatan           : Baturetno                                                  
Kabupaten           : Wonogiri
Masjid berukuran 7,5 × 7,5 meter dan mirip bangunan rumah panggung yang di anjang ( berada di atas kolong ) berbeda dengan umumnya masjid di tanah jawa sekarang. Bentuknya menyerupai masjid agung demak. Selain itu semua sambungan kayu menggunakan pasak kayu jati bukan paku besi.
Keistimewaan lain, ke empat ompak atau yoni yang merupakan soko guru terbuat dari pokok kayu jati dan antara satu dengan lainnya berbeda, baik bentuk maupun karakter batang kayu serta ukurannya.lebih unik lagi, puncak kutbah berbentuk mahkota raja terbuat dari tanah yang belum menampakan kerusakan, meski di makan usia dan didera panas maupun hujan.
Menurut penuturan pak warto, selaku takmir masjid tiban wonokerso, masjid ini merupakan bukti sejarah usaha wali songo dalam mencari kayu jati pilihan untuk membangun masjid agung demak. Saat itu wali songo dengan di pimpin sunan kalijaga  menelusuri bengawan solo menuju hutun jati donoloyo. Sesampainya di suatu tepat yang banyak di tumbuhi pohon jati wali songo memutuskan untuk menghentikan pencarian. Di situ mereka membangun sebuah masjid sebagai tempat beribadah sekaligus tempat bermalam.

     1
 
B.LATAR BELAKANG MASJID TIBAN
       
 “Sirno Ilang Kertaning Bumi” candra sengkala tahun saka yang artinya 1400 masehi tahun 1478  waktu itu kerajaan majapahit  runtuh pada tahun 1400-1401 masehi majapahit di perintah suhito. Masa pemerintahan suhito timbul perang saudara yang di sebut, “perang parereg” para bangsawan majapahit banyak yang menyingkir ke jawa tengah dan sekitarnya antara lain:
1.Bathara katong menjadi Adi pati pertama di ponorogo.
2.Ki ageng Donoloyo tiba di wonogiri dan membuat hutan yang bernama “hutan donoloyo” kelak kayu hutan donoloyo untuk ramuan masjid demak dan keraton surakarta.
3.Lembu aminasi tiba di desa mangir menurunkan ki ageng mangkir.
4.R lemubu peteng ( bondang kejawen ) tiba di desa tarub grobongan. Kemudian hari menurunkan :getas pandhawa ki ageng sela ki ageng henis lawean ki ageng pemanahan p. Senopati dan raja-raja mataram.
Bangsawan dari majapahit yang maninggalkan keraton itu ada yang patuh terhadap kerajaan demak, namun juga ada yang menentangnya.
Raja demak bersama wali songo berupaya mendirikan masjid agung di demak. Para wali telah berupaya mencari kayu jati yang besar dalam hutan sepanjang pegunungan kendeng belum menemukan sabatang kayu jati yang layak untuk ramuan masjid agung demak .



    2
C.BERDIRINYA MASJID TIBAN WONOKERSO
 



Tahun 1401 saka atau 1479 masehi, sunan kalijaga memimpin para wali songo menyelenggarakan musyawarah untuk mencari kayu jati yang layak untuk ramuan masjid di demak. Sunan ampel, sunan kudus, sunan muria, sunan gunung jati, sunan bonang dan lainnya sepakat mempercayakan kepada sunan kalijaga dalam usaha mendapatkan kayu jati yang besar dan layak untuk masjid. Sunan kalijaga hatinya menjadi sedih, karena sekian banyak hutan telah di jelajahi belum menemukan kayu jati yang besar di hadapan para wali, sunan kalijaga merenung sejenak, dan saat itu para wali yang lain terperanjat karena melihat bayangan pohon jati yang besar dan tinggi.
 Mereka hampir serempak bertanya kepada sunan kalijaga tentang bayangan kayu jati yang sangat besar dan tinggi sampai demak itu.
Bersikap tenang dan bersikap wibawa, sunan kalijaga menjelaskan kepada sahabatnya, bahwa bayangan kayu jati yang besar dan tinggi itu sebatang kayu jati yang ada di hutan donoloyo termasuk wilayah wonogiri (waktu itu belum bernama wonogiri ). Pemiliknya ki ageng donoloyo dan di katakan bahwa beliau dahulu seorang bangsawan dari majapahit. Jati yang di tanamnya itu sengaja di sediakan untuk para raja yang ingin atau mau menggunakan sebagai bahan bangunan di kraton. Para wali menjadi lega, karena sudah mendapatkan petunjuk letaknya kayu jati .
    3
Beberapa walisanga yang di pimpin oleh sunan kalijogo meningglkan demak menuju hutan donoloyo. Akan tetapi mereka sebenarnya belum mengerti letak hutan donoloyo. Namun di ceritakan, bahwa sunan kalijogo seorang wali yang

tajam batinnya.
 Dari demak mereka menuju tanah prawoto terus menyusuri sungai bengawan solo ke arah hulu. Mengingat pejalanan itu hanya menggunakan rakit. Beberapa hari baru tiba di wilayah wonogiri sekarang ini. Di ceritakan tidak jauh dari desa pulungrejo  (sekarang sudah terbenam air waduk gajah mungkur ) para wali turun dari rakit dan para wali berjalan menuju ke arah timur, setelah sampai di sebuah bukit dan merupakan hutan jati yang lebat , sunan kalijogo bersama para wali lainnya sepakat istirahat dan mendirikan sebuah masjid untuk bersembahyang maupu sebagai tempat  tinggal.
 Di perkirakan memerlukan waktu beberapa bulan. Masjid yang di bangun di tengah hutan itu tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Kecuali para wali sendiri sekitar, hutan itu belum ada desa, berdasarkan tahun saka masjid itu dibangun tahun 1401 dan kalau tahun masehi 1479. Namun juga ada catatan yang menyebutkan bahwa masjid itu ( sekarang masjid tiban ) selesai di bangun tahun 1501 masehi.mana yang benar perlu pengkajian dan penalaran.dengan masjid demak. Bila mana kita memperlihatkan candra sengkalan memet ditembok masjid demak berupa gambar bulus ( penyu ), mempunyai arti bahwa masjid itu di buat pada tahun 1401 saka atau 1479 masehi. Candra sekalan memet berupa penyu itu artinya :
-       Kepala penyu             =  1
-       Kaki penyu                = 4
-      
    4
Badan penyu              = 0
-       Ekor penyu                = 1

                                                                                                                    
D.ORANG PERTAMA YANG MENGENAL MASJID TIBAN
Namun berdasarkan buku babad tanah jawi, masjid demak di kukuhkan atau di resmikan pada tahun 1505 masehi.

Orang pertama yang mengenal / menemukan masjid ( sekarang bernama masjid tiban wonokerso ) ialah R.M. sahid atau pangeran samber nyowo, kemudian setelah naik tahta sebagai raja di kerajaan mangkunegara yang pertama bergelar,K.G.P.A.A. mangkunegoro I.
          R.M. sahid lahir 4 ruah, tahun jimakir, windu adi 1650 jawa atau 1725 masehi. Ibunya R.A. wulan telah wafat ketika R.M. sahid masih bayi. Ayahnya pangeran mangkunegoro di asingkan kesailan oleh belanda. Buliau di besarkan oleh neneknya B.R.A kusumonarso, dan kakeknya mangkurat IV atau mangkurat jawi.
Pada hari rabu kliwon 3 robi”ul akhir, tahun jimakir 1666, windu sengoro, dalam perhitungan tahun jawa. Masehi tahun 1741.R.M. sahid sudah berusia 16 tahun. Waktu itu R.M. sahid membuat catatan candra sengkalan, Rasa Retu Angoyang 
                                                                                                         6            6
Jagad = 1666 jawi.
   5
    6
Karena beliau telah mendapat restu dari kakek dan nenek keluar dari keraton kartosuro, mengadakan perlawanan tehadap kompeni belanda bersama P. Mangku bumi dan panembahan notoprojo. (bagai mana hubunganya dengan hari jadi wogiri yang dihitung pula dari tahun 1745 masehi”? ).
                                                                                                                                     
Daerah perlawanan pertama di sukowati ( sragen ) 1741 – 1746. Tahun 1746 daerah perlawanan P. Sambernyowo pindah ke nglaroh di sambut oleh ki ageng matah atau kiyai kasan kuriman dari desa matah, ayah .A. patah hati. Pada waktu P. Sambernyowo bersama prajuritnya di kejar prajurit belanda dan prajurit kasunanan, beliau terpojok, dan kemudian bersembunyi  di dalam semak – semak. Anehnya belanda bersama prajurit sunan tidak dapat menemukan. Padahal jarak mereka berdiri dan tempat persembunyiannya P. Sambernyowo hanya beberapa meter saja. Karena prajurit sunan berpendapat, bahwa P. Sambernyowo tidak bersembunyi di bukit itu. Tebukti banyak rumah laba – laba (kemlandingan / kemonggo ) masih utuh. alasan itupun tidak dapat di terima oleh belanda.
    6
Kompeni belanda serta prajurit sunan meninggalkan bukit. P. Sambernyowo bersama prajuritnya keluar dari semak – semak. Hati menjadi lega, karena mereka selamat dari kejaran belanda.waktu melihat ke kanan, ke kiri, dan keatas, alangkah terkejutnya bahwa tempat untuk besembunyi itu kolom panggung sebuah masjid. Mereka semuanya tidak tahu siapa yang membuat, oleh karena itu menyebutnya, masjid tiban. Meskipun sebenarnya di buat oleh para wali. P. Sambernyowo bersama prajuritnya sebagai orang pertama mengenal atu menemukan masjid di buat oleh para wali.
Pada suatu hari  P. Sambernyowo datang di rumah ki ageng massto. Beliau menceritakan tentang masjid yang di temukan. Untuk menjaga kelestarian masjid itu,P. Sambernyowo  mengajak tiga orang dari majasto benama : Anjali,Karnafi dan Tuhuwono. Oleh P. sambernyowo ketiga orang itu di perintah membuka hutan di

sekitar masjid. Diperintahkan pula masjid itu di jaga baik – baik. Desa yang di bangun kelak di beri nama, “WONOKERSO” kemudian masjid itu sampai sekarang di kenal dengan sebutan , masjid wonokerso. Pada tahun 1996 di perkirakan bahwa  masjid wonokerso itu sudah berumur 517 tahun.

Nara sumber  : pak warto (takmir masjid)

                                                                                                                 

       







     7
KATA PENUTUP
 




Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadikan pokok bahasa dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya , karena terbatasnya pengetahuan  dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran  kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya  juga para pembaca yang budiman pada umumnya.









     9
 


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I
A. UKURAN DAN LETAK MASJID TIBAN..........................................................1
B.  LATAR BELAKANG MASJID TIBAN..............................................................2
C. BERDIRINYA MASJID TIBAN WONOKERSO................................................3
D. ORANG PERTAMA YANG MENGENAL MASJID TIBAN..............................5
E.  GAMBAR MASJID TIBAN...............................................................................8
F.  KATA PENUTUP..............................................................................................9











    ii
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar